Selasa, 14 Juni 2016

Pembangunan Luar Negeri



PERDAGANGAN LUAR NEGERI


Hasil gambar untuk gunadarma


Disusun Oleh :

KELOMPOK   : 10

- Hendra Eka Suparman                 (23215111)
- Nurul Huda                                   (25215234)
- Theo Manggalapi Wibowo          (26215867)







UNIVERSITAS GUNADARMA
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kemurahan-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tema yaitu “Perdagangan Luar Negeri”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang disajikan ini kebenarannya masih jauh dari tingkat kesempurnaan. Hanya saja rasa  bangga itu selalu muncul karena makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana.
Dalam kesempatan ini, penulis sangat berharap agar para pembaca bisa memberikan kritik-kritik  yang sehat sebagai motivasi untuk dapat melangkah lebih maju. Demikian kepada Ibu Nicky selaku dosen mata kuliah Softskill (Perekonomian indonesia) Universitas Gunadarma yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan makalah dalam bentuk lainnya. Tidak ketinggalan pula kepada teman-teman sejawat yang selalu memberikan dorongan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.


Bekasi, Oktober 2015

Penulis              


DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rincian Masalah...................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................................. 1
1.4 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan
2.1 Teori Perdagangan Ekspor Internasional............................................................. 2-3
2.2 Perdagangan Ekspor Indonesia........................................................................... 3-4
2.3 Tingkat Daya Asing................................................................................................ 4
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 5
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 6


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

1.2              Rincian Masalah
2.1 Teori Perdagangan Internasional
2.2 Perdagangan Ekspor Indonesia
2.3 Tingkat Daya Asing

1.3              Manfaat Penulisan
Penulisan yang kami buat ini bermanfaat buat mahasiswa agar tahu tentang perdanganan luar negeri indonesia.

1.4              Tujuan Penulisan
Dalam penulisan ini kami bertujuan untuk memberi tahu perdanganan luar negeri indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Teori Perdagangan Internasional
            a.Teori Klasik Dalam PerdaganganInternasional 

1.      Adam Smith
Teori nilai yang digunakan adalah teori biaya produksi, walaupun semula menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai guna dan nilai tukar. Ongkos  produksi menentukan harga relatif barang, sehingga tercipta dua macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar dalam jangka panjang harga pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan dengan teori tersebut timbul konsep paradoks tentang nilai.

2.      Ricardo
seorang Pemikir yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab Klasik. Ia sangat terkenal karena kecermatan berpikir, metode pendekatannya hampir seluruhnya deduktif. David Ricardo telah mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih terjabar dan juga lebih sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif, pemikirannya didasarkan atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk mengkaji berbagai permasalahan menurut  pendekatan logika. Teori yang dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat kelompok  permasalahan yaitu: teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh
produksi dan di sajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi.
Produksi dan di sajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasional, dan teori tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi.

b. Teori Neo-Klasik Dalam PerdaganganInternasional 
Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan  pendekatan yang baru dalam teori ekonomi
1.       Gossen
Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam  pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk  berbagai jenis barang yang diperlukannya. Selain Gossen, Jevons dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal. Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde berbagai  jenis barang, menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.
2.       Walras
Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang teori keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak. Dalam sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi.

2.2              Perdagangan Ekspor Indonesia
Posted on February 21, 2016
Penulis : Silvia Hanna (Staf Departemen Kajian Strategis BEM FEB UGM 2016)
Setiap negara tak pernah terlepas dari kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa setiap negara memiliki karakteristik sumber daya masing-masing dan tentunya karakteristik tersebut berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Untuk melengkapi dan mengisi perbedaan karakteristik tersebutlah, kegiatan ekspor impor dilakukan. Penting pula untuk diketahui, secara tidak langsung, kegiatan ekspor dan impor mempunyai andil yang cukup penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara. Berdasarkan data yang diambil dari Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, ekspor impor juga termasuk dalam indikator ekonomi Indonesia. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya. Akan tetapi, apakah hal tersebut mampu menutup kemungkinan nilai impor Indonesia lebih mendominasi dibandingkan nilai ekspornya?
Ekspor
Menurut KBBI, pengertian ekspor adalah pengiriman barang dagangan ke luar negeri. Barang dagangan yang dimaksud bisa berupa barang secara fisik ataupun jasa. Ekspor merupakan salah satu tolak ukur penting untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Dari kegiatan ekspor ini maka dapat terjamin kegiatan bisnis di sektor riil semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya berputar di dalam negeri saja akan tetapi juga berputar di perdagangan Internasional. Oleh sebab itulah, dalam jangka panjang kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan devisa bagi pertumbuhan ekonomi negara.
Namun, menurut data yang didapat, perkembangan ekspor Indonesia mulai tahun 2011-2015 tidak mengalami peningkatan malah sebaliknya. Berdasarkan grafik di bawah ini, dalam kurun waktu 2011-2015, nilai ekspor Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya dari 203.496,60 juta US$ menjadi 150.252,50 juta US$ pada tahun 2015 yang lalu. Dapat disimpulkan, mulai dari tahun 2011-2015, penurunan nilai ekspor adalah sebesar 26,16%.
·         Perkembangan Nilai Ekspor Tahun 2011-2015 di Indonesia (juta US$)
Setiap negara selalu berusaha mengembangkan nilai ekspor dari komoditas ekspor unggulannya. Perkembangan ekspor sangat penting dalam upaya peningkatan pendapatan negara yang berdampak pada perkembangan ekonomi nasional. Sejak saat itu, ekspor menjadi fokus utama dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada substitusi impor ke promosi ekspor. Menurut BPS, komotidi unggulan ekspor indonesia adalah di sektor Non-Migas. Sedangkan, untuk sektor Migas sendiri, perkembangannya masih sangat jauh dibawah sektor Non-Migas.

 


Sumber: Diolah berdasarkan data Kementerian Perdagangan 2015
·         Perbandingan Nilai Ekspor Migas Non-Migas 2011-2015 di Indonesia (juta US$)
  Sumber : Diolah berdasarkan data Kementerian Perdagangan 2015

2.3              Tingkat Daya Asing
Dalam pemeringkatan World Economic Forum(WEF), daya saing Indonesia mengalami lompatan besar dari peringkat 50 menjadi 38. Lompatan peringkat ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia, dan hanya dikalahkan oleh Ekuador dan Lesotho. Namun, lompatan peringkat Indonesia tersebut baru mendekati peringkat negara­negara ASEAN lain, terutama negara Singapore, Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam. Hal ini memicu pertanyaan besar,yaitu apakah Indonesia siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan segera berlaku pada 2015? Dalam menghadapi implementasi AEC 2015, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan baik eksternal maupun internal. Tantangan eksternal yang dihadapi antara lain adalah tingkat persaingan perdagangan yang semakin ketat, semakin besarnya defisit neraca perdagangan Indonesia dengan negara ASEAN lainnya, dan bagaimana Indonesia dapat meningkatkan daya tarik investasi. Sementara itu, tantangan internal Indonesia antara lain adalah rendahnya pemahaman masyarakat terhadap AEC, ketidaksiapan daerah menghadapi AEC, tingkat pembangunan daerah yang masih sangat bervariasi dan kondisi SDM dan ketenagakerjaan Indonesia.Disamping tantangan yang ada, Indonesia tetap memiliki peluang besar untuk dapat mengambil manfaat dari implementasi MEA bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sampai saat ini, Indonesia masih menjadi tujuan investasi pemodal dalam negeri ataupun luar negeri. Tingginya investasi tersebut telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dibandingkan dengan negara­negara ASEAN lainnya. Potensi lain yang dimiliki oleh Indonesia adalah jumlah penduduk. Jumlah penduduk Indonesia yang besar ini (bonus demografi) dapat menjadi kunci sukses bagi peningkatan daya saing Indonesia. Dengan dukungan peningkatan pendidikan dan ketrampilan, maka produktivitas tenaga kerja akan meningkat.
Faktor produktivitas akan menjadi kunci bagaimana Indonesia dapat menghadapi MEA. Secara logika sederhana, produktivitas adalah kunci utama dalam persaingan. Dengan produktivitas yang tinggi diharapkan produksi menjadi lebih efisien dan dapat memberikan harga yang lebih kompetitif. Hanya saja, David Ricardo dapat mematahkan argumentasi ini (yang dibangun oleh Adam Smith) dengan konsep comparative advantage. Menurut Ricardo, keunggulan produktivitas bukanlah satu­satunya faktor sebuah negara dapat memenangkan persaingan tetapi faktor­faktor lain dapat pula menyebabkan sebuah negara dapat bersaing. Dengan kata lain, yang dapat menurunkan biaya produksi rata­rata tidak hanya produktivitas tetapi juga faktor biaya­biaya input yang rendah. Rendahnya biaya tenaga kerja merupakan faktor yang paling sering diandalkan oleh sebuah negara agar memiliki keunggulan komparatif. Di samping itu, faktor kepemilikan sumber daya alam maupun pasar finansial yang efisien juga merupakan faktor lain yang membawa pada keunggulan komparatif.
Untuk itu, perbandingan daya saing dengan negara­negara tetangga tidak harus dibandingkan tingkat produktivitasnya melalui TFP tetapi juga dapat diperbandingkan dengan faktor ­faktor lain seperti infrastruktur, logistik, investasi, usaha kecil dan menengah, dan variasi produk dan volume yang diperdagangkan antara negara ASEAN maupun dengan rest of the world.

BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
            Perdagangan luar negeri merupakan perdagangan yang kegiatan nya menjual dan membeli benda antar negara.
Jadi kegiatan ekspor ini maka dapat terjamin kegiatan bisnis di sektor riil semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya berputar di dalam negeri saja akan tetapi juga berputar di perdagangan Internasional. Oleh sebab itulah, dalam jangka panjang kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan devisa bagi pertumbuhan ekonomi negara.


DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
http://www.academia.edu/8732972/TEORI-TEORI_PERDAGANGAN_INTERNASIONAL
http://bem.feb.ugm.ac.id/perkembangan-ekspor-impor-di-indonesia/
http://kemenkeu.go.id/sites/default/files/Kajian%20Daya%20Saing%20dan%20Produktivitas%20Indonesia%20Menghadapi%20MEA.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar