Jumat, 07 April 2017

hubungan buruk antara buruh dengan perusahaan



Sudah Dua Pekan Buruh Kilang Balongan Mogok Kerja
Reporter : Saugy Riyandi
Kamis, 28 Juni 2012 11:33:56
Sumber : http://www.merdeka.com/uang/sudah-dua-pekan-buruh-kilang-balongan-mogok-kerja.html
            Dua pekan terakhir, aktivitas kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat tidak berjalan maksimal. Sebab, ribuan buruh di seluruh wilayah kilang milik Pertamina tersebut, mogok kerja menuntut persamaan hak.
"Totalnya 2.000 buruh yang mogok. Mereka semua buruh outsourcing yang sudah kerja 10-30 tahun tapi masih kontrak, tidak ada kejelasan. Mereka menuntut persamaan hak dengan pekerja tetap," ungkap pengurus pusat Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Sunar kepada merdeka.com, Kamis (28/6).
            Dia mengatakan, pekerja yang mogok merupakan pekerja yang sehari-hari menjalankan roda produksi minyak di Kilang Balongan. Mulai dari pekerja pengeboran sumur migas di laut, bagian produksi, bagian pengolahan, hingga bagian pengiriman. 
Walaupun Kilang Balongan masih beraktivitas dan memproduksi minyak, namun tidak maksimal. Padahal, produksi minyak dari Kilang Balongan, selama ini termasuk yang terbesar di Indonesia. "Aktivitasnya jadi tidak maksimal pasti," katanya. 
            Dia menuturkan, beberapa waktu lalu sempat ada perundingan untuk menghentikan aksi mogok buruh. Namun belum menghasilkan titik temu. Dalam waktu dekat, kata dia, Pertamina Pusat akan menggelar perundingan untuk menyelesaikan persoalan ini.
            PT Pertamina menyatakan aksi anarkis ratusan buruh Pertamina Balongan, meminta penghapusan sistem kerja kontrak atau outsourcing membuat Pertamina harus memperkecil produksi kilang di Balongan.
Vice President Communication Corporate Pertamina Ali Mundakir mengatakan, aksi demonstrasi yang berbuntut pada jebolnya pagar kilang ini membuat Pertamina memperkecil produksi kilang Balongan. "Produksi yang harusnya full, namun karena karena masyarakat takut kenapa-kenapa kita kecilin produksinya sekitar 1.000 barel per hari," kata Ali.
            Menurut Ali, hal tersebut dilakukan Pertamina karena prinsip dalam operasi migas harus mengedepankan keselamatan yang tinggi. Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada para buruh untuk berdemonstrasi dengan tertib karena jika anarkis, akan merugikan bagi diri sendiri dan negara. "Pertamina mengaku berat jika harus mengangkat seluruh karyawan outsourcing menjadi pegawai Pertamina mengingat mereka bekerja untuk perusahaan outsourcing bukan kepada Pertamina," tegasnya
            Dia menegaskan masalah sistem kerja kontrak ini bukan hanya menimpa Pertamina, namun juga seluruh perusahaan nasional. Pertamina mengontrak pekerjaan kepada perusahaan outsourcing dan pekerja kontrak masih diperbolehkan oleh Undang-Undang.
            Walaupun outsourcing, pihaknya tetap menjamin kesejahteraan para pegawai kontrak tersebut tetap diperhatikan oleh Pertamina dengan cara memberlakukan syarat yang berat bagi perusahaan outsourcing yang ingin mengikuti tender di Pertamina.
"Yang jelas yang bisa kami pastikan tenaga outsourcing di Pertamina upahnya diatas UMR, ini yang kita perhatikan. kemudian persyaratan perusahaan ikut tender, kita pastikan membayar jamsostek dan tunjangan, itu hal terbaik yang bisa Pertamina lakukan," jelasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar